Pengkhotbah 11:9
“Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!”
Nama “Pengkhotbah” dalam bahasa Ibrani disebut dengan Qohelet (kohelet) dan Ecclesiastes (Latin), yaitu orang yang memanggil suatu siding, mungkin untuk mengajarnya. Qohelet tidak sama dengan pengkhotbah Kristen yang memberitakan firman Tuhan berdasarkan nas Alkitab, tetapi Qohelet mengambil bahannya berdasarkan pengamatannya sendiri mengenai hidup dan bukan dari kitab Taurat atau Nabi-nabi. Kitab ini ditulis jauh sesudah abad ke-10sM (zaman Salomo). Penulis kitab ini jelas adalah seorang bijak yang berhasrat untuk menantang pendapat-pendapat dan nilai-nilai orang-orang bijak lainnya. Beberapa ahli menghubungkan Qohelet dengan Kitab Amsal dan Kidung Agung sebagaimana yang ditetapkan dalam septuaginta. Alasannya bahwa isinya merupakan acuan tak langsung pada Salomo. [1]
Ayat ini termasuk dalam struktur mengenai kata-kata nasehat dan yang lebih khususnya adalah nikmati hidup sebelum datang hari tua. Ayat ini terlihat seperti kalimat himbauan atau perintah. Dikatakan perintah karena adanya kata “Bersukarialah” yang dalam bahasa Ibraninya syema yang berarti “Dengarkanlah” merupakan bentuk imperatif. LAI tidak menerjemahkan kata syema dengan kata “Dengarkanlah”, tetapi dengan kata “Bersukarialah” dan juga dipakai oleh NIV (“be happy”). Jika dikatakan himbauan, maka yang menjadi sasaran himbauan ini adalah bbakhur (orang pilihan) yang berasal dari kata bakhar (memilih). TB-LAI menerjemahkan kata bbakhur sebagai “orang muda” dan dalam BIS-LAI diterjemahkan dengan “pemuda”. Kata “kemudaanmu” yang dipakai adalah yaldut yang berasal dari kata yaled yang bisa berarti “anak-anak” maupun “pemuda”. Di sini jelas bahwa dalam ayat ini mendapat kesan kalau Qohelet sebagai orang tua yang menghimbau dan mendorong pemuda untuk bersukacita dan bergembira atas kenyataan yang dihadapi dan dialami saat ini bahwa mereka masih muda.
Kata “Hati” dalam ensiklopedia Alkitab masa kini memiliki 2 pengertian. Pertama, secara harfia Ibrani kaved dari akar kata yang berarti ‘berat’. Dalam perkembangannya berarti ‘dihormati’ dan dengan demikian merupakan organ yang berat. Kedua, lev yang berarti pusat perintah dari manusia, seperti jasmani, intelek dan jiwa sebagai sifat manusia. Di sini Qohelet menggunakan arti “hati” yang kedua.
Kata “Hati” (kaved atau lev) disini merupakan sesuatu yang mencakup perasaan dan pikiran. Sedangkan kata “mata” (ayin) dapat mewakili pancaindra. Orang muda seringkali tidak bisa mengendalikan dorongan hasrat, misalkan tidak bisa mengontrol emosi. Hati dan mata sangat berpengaruh untuk menerobos dorongan hasrat dan membuatnya tidak terkontrol. Perasaan dan pikiran serta rangsangan yang didatangkan lewat pancaindra dapat mengganggu orang muda untuk menerobos dorongan hasrat mereka. menuruti keinginan hati dan pandangan mata bukan berarti berbuat seenaknya tanpa berpikir apakah yang dilakukan merupakan tindakan yang baik dan benar. Menuruti keinginan hati dan pandangan mata bukan bersifat hedonisme.
Himbauan Qohelet terputus dengan adanya ayat 9b yang mengingatkan bahwa Allah akan meminta pertanggungjawaban nantinya dalam pengadilan. Pengadilan di sini bisa seperti pengadilan di dunia seberang sana (BIS-LAI: “di surga”) atau nanti di masa depan. Ayat 9b ini sepertinya berupa pernyataan atau kalimat peringatan. Peringatan bahwa Allah akan menuntut kembali atas perbuatan pada ayat 9a dan pada perikop-perikop sebelumnya. Perbuatan yang dimaksud adalah bukan hanya yang baik yang dihasilkan dari perbuatan tersebut, tetapi juga hasil yang tidak baik. Akan tetapi, Qohelet disini tidak begitu jelas dalam mejelaskan tujuan dari pengadilan tersebut, apakah berupa pemeriksaan atau pembalasan. Oleh karena hidup ini tidak dapat dijelaskan, baik dan buruk sepertinya bercampur, maka menurut Qohelet hanya Allahlah yang tahu dan berbicara dengan cara, yaitu pada suatu waktu Allah akan menyingkapkan semuanya itu.
Kemewahan hidup merupakan sesuatu hiburan dan pengabsahan hidup. Semua itu merupakan anugerah Allah. Hidup yang indah dan bahagia adalah pemberian Allah yang sangat besar. Dan sebagai umat manusia merupakan ciptaan-Nya hendaknya menerima hidup yang telah dianugerahkan Tuhan sebagaimana adanya. Tuhan menginginkan yang baik dan benar untuk dilakukan bagi Dia. Sekalipun hidup yang sedang dihadapi sekarang sangat menyakitkan dan masa depan meragukan, tetapi kesukaan tidak mustahil apabila dicari pada tempat yang benar, yaitu dengan bersyukur dan menghargai pemberian-pemberian Allah walaupun sangat sederhana berupa makanan, minuman, pekerjaan dan kasih.
DAFTAR RUJUKAN
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I dan Jilid II
Eaton. A. Michael. Ecclesiastes, An Introduction and Commentary. USA: Inter-Varsity Press. 1983.
Lasor.W. S. Pengantar Perjanjian Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2005.Murphy, Rolano. World Biblical Commentary. Texas: Word Books Publisher. 1992
[1] W. S. Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), hal. 145
Rabu, 20 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Casino Review - JTG Hub
BalasHapusCasino Review for US players 통영 출장샵 2021. We'll cover the 경산 출장마사지 key 충청북도 출장안마 games and offers you can play in the USA. Learn more 파주 출장안마 about the casino's welcome bonus, 남양주 출장안마